Senin, 15 September 2008

bog

/* FRIENDSTER LAYOUT CREATED USING COOLFRIENDSTER.COM */

/* PROFILE BACKGROUND */
body { background-image:url(http://photos.friendster.com/photos/20/68/70888602/1_194238487l.jpg ); background-attachment:fixed; background-position:bottom center; background-repeat:repeat; background-color:#1a1a1a; }

/* GLOBAL FONTS */
.usercontent { font-family:Arial, Sans-serif; color:#ffffff; text-transform:none; }

/* GLOBAL LINKS */
.usercontent a, .usercontent a:link, .usercontent a:visited, .usercontent a:active { text-decoration:none; color:#ff0000; }
.data a, a.more, .commonbox .viewall { font-family:Arial, Sans-serif; color:#ff0000; text-transform:none; }
.usercontent a:hover { text-decoration:underline; color:#ffffff; }

/* GLOBAL HEADERS */
.commonbox h1, .commonbox h2 { font-family:Arial, Geneva, Helvetica, sans-serif; color:#ff0000; text-transform:none; background-color:#000000; }

/* GLOBAL BOXES */
.commonbox { border-width:0px; border-color:#000000; border-style:solid; background-color:#000000; }

/* TESTIMONIALS EVEN ROW */
.commonbox .evenrow { background-color:#000000; }

/* PRIMARY PHOTO BORDER */
.controlpanel .imgblock200 { border-color:#ff0066; border-style:solid; }

/* DATA / LABELS */
.data, .controlpanel .q { color:#ffffff; }

/* BUTTONS */
#controlPanelButtons a, #controlPanelButtons a:link, #controlPanelButtons a:visited { font-family:Arial, Geneva, Helvetica, sans-serif; color:#ffffff; border-color:#E6F1F3; border-style:solid; background-color:#000000; }
#controlPanelButtons a:hover { color:#ffffff; border-color:#E6F1F3; background-color:#66ff99; }

/* PHOTO BLOCKS */
.commonbox .imgblock75, .ir { border-width:0px; border-color:#000000; border-style:solid; background-color:#000000; }

/* FRIENDS NAME BG */
.commonbox .dr { background-color:#1a1a1a; }

Minggu, 07 September 2008

Olahraga yuk...??

Semua orang akan menjadi tua. Menjadi tua tidak dapat dicegah. Proses menua ini akan berbeda pada setiap orang. Biasanya orang akan dikatakan tua setelah tanda-tanda menua mulai tampak pada umur 30 – 35 tahun. Bahkan ada orang yang sudah betul-betul nampak tua pada umur 40 tahun. Sebaliknya, ada yang nampak masih muda dan gagah serta kuat pada umur 60-70 tahun. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata perubahan-perubahan menua tadi adalah hasil pola hidup yang pasif.

Dr. Bengt Stalin dengan teman-temannya di swedia mengadakan percobaan sebagai berikut :

Lima orang pria muda yang sehat disuruh tidur selama 20 hari. Setelah itu ternyata detak jantungnya menurun sebanyak 26 %, kemampuannya mengambiloksigen secara maksimal turun 27%, dan kapasitas pernapasannya turun 30%. Sedangkan jaringan otot-otot juga menurun. Dengan kondisi demikian kita dapat berbuat sesuatu agar masa tua selalu sehat dan segar bugar. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik yaitu gerakan terus menerus yang dapat memperkuat jantung dan paru, contohnya; berjalan kaki, lari, berenang, bersepeda senam aerobik. Jalan, sangat baik dan aman untuk usia lanjut. Latihan olahraga ini dapat disesuaikan pada masing-masing orang dengan tingkat kebugaran jasmani yang berbeda-beda.

Apabila tidak pernah berolahraga sebelumnya mulailah dengan perlahan-lahan dan tingkatkan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu 3-6 bulan, karena jika terlalu berambisi dengan berolahraga yang baru kita mulai biasanya berakhir dengan kelelahan yang luar biasa, atau bahkan cedera. Berolahraga sebaiknya 3-5 hari seminggu, setiap latihan 15-60 menit sampai berkeringat tanpa sesak napas.

Mulailah berolahraga dengan pemanasan dan setelahnya lakukan pendinginan dengan cara ini akan mencegah timbulnya kram dan cedera otot. Sebaiknya minumlah banyak air sebelum dan setelah latihan.

Sebelum berlatih, perlu anda ketahui denyut jantung yang dianjurkan, karena denyut jantung untuk menentukan intensitas dan tingkat keamanan dari olahraga yang anda lakukan. Batas aman dari denyut jantung yaitu;

· Denyut jantung maksimal bisa diperoleh dengan mengurangi angka 220 dengan umur anda.

(220 – umur anda) = denyut jantung maksimal untuk berlatih.

· Intensitas dari olahraga yang dapat dilakukan harus berada diantara 60-85% dari denyut maksimal. (denyut jantung maksimal untuk berlatih X 60/85 % = Intensitas olahraga.

· Tentukan tingjat kesehatan jasmani anda dalam latihan secara bertahap.

Tahap pemanasan

Pemanasan diperlukan untuk; mempersiapkan jantung dan paru sebelum latihan, memperlancar peredaran darah, meningkatkan suhu tubuh dan otot secara bertahap, mencegah kecelakaan dari otot dan tulang sendi.

Pemanasan terdiri atas dua tahap:

1. Pemanasan secara umum: menggerakkan seluruh tubuh secara berirama untuk meningkatkan peredaran darah dan suhu tubuh.

2. Pemanasan secara khusus: meregangkan tubuh dalam posisi statis dengan menggerakkannya secara khusus sesuai dengan latihan yang akan dilakukan. Mulailah meregangkan otot-otot dari kepala, leher, tangan, punggung atas, badan dan kaki.

Tahap latihan

Lakukan latihan aerobik selama 15-20 menit mulailah dengan pelan-pelan sampai napas terasa terengah-engah tetapi tidak sesak napas.

Tahap Pendinginan

Menghentikan latihan dengan perlahan untuk menurunkan denyut nadi secara teratur dan mencegah pening. Perlambat latihan anda, regangkan otot dalam posisi statis mulai dari bawah ke atas, kebalikan pemanasan.

Beberapa pengaruh jika kita melakukan olahraga :

1. Pengaruh olahraga akan meningkatkan efisiensi kerja paru-paru, seseorang yang terlatih bisa memproses udara lebih banyak dengan tenaga yang lebih sedikit.

Selama melakukan kerja yang melelahkan, seseorang yang terlatih mampu memproses udara hampir dua kali lipat per menit daripada yang tidak terlatih. Maka orang yang terlatih akan bisa menyediakan oksigen lebih banyak bagi tubuhnya untuk pembentukan energi.

2. Pengaruh olahraga meningkatkan efisiensi kerja jantung dalam beberapa segi. Jantung akan semakin kuat dan bisa memompakan darah lebih banyak dalam setiap denyutan, maka jumlah denyutan akan semakin berkurang. Seseorang yang terlatih mampu mengurangi frekuensi denyutan 20 kali per menit dari denyutan orang yang tidak terlatih.

3. Pengaruh olahraga meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh, sehingga bisa mengisi penuh seluruh jaringan tubuh dengan oksigen untuk pembentukan energi.

4. Pengaruh olahraga meningkatkan volume darah. Ini lebih meningkatkan sarana penyaluran oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

5. Olahraga dapat meningkatkan ketegangan otot dan pembuluh darah, sehingga mampu mengubah jaringan lemak dan jaringan lunak menjadi kuat dan kokoh. Pada proses ini dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

6. Olahraga akan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal, dalam proses peningkatan ini meningkat pula kondisi tubuh seperti paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan seluruh jaringan tubuh. Sehingga terbentuk pertahanan yang kuat terhadap penyakit.

Masih ada manfaat lain yang sulit dicatat karena sifatnya subyektif seperti : Belajar rileks, bisa menyesuaikan diri dan bisa tidur lebih nyenyak, bisa melakukan kerja lebih banyak tanpa merasa lelah. Jadi tinggal tunggu apalagi ? mari kita mulai berolahraga. Ingat, Men sana in corpori sano

Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Lembaga pendidikan

Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas-Or) merupakan bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan Jasmani, Rohani dan Sosial Peserta didik tidak pernah diragukan. Sayangnya Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga-lembaga Pendidikan ini belum dapat memposisikan dirinya pada tempat yang terhormat, bahkan masih sering dilecehkan; misalnya pada masa-masa menjelang ujian akhir sesuatu jenjang Pendidikan maka Pendidikan Jasmani dan Olahraga dihapuskan dengan alasan agar para siswa dalam belajarnya untuk menghadapi ujian akhir “tidak terganggu”.

Oleh karena itu Penjas-Or di Sekolah tidak saja memerlukan reposisi, tetapi juga perlu reorientasi, reaktualisasi dan revitalisasi dalam pemikiran dan pengelolaannya untuk mendapatkan tempatnya yang terhormat. Untuk memahami hal ini perlu lebih dahulu difahami apa yang menjadi dasar bagi perlunya diselenggarakan Penjas-Or di Sekolah.

Makna dan Misi Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan.
Lembaga Pendidikan adalah Lembaga formal yang terpenting untuk pembinaan mutu sumber daya manusia. Dalam Lembaga Pendidikan, siswa dibina untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan dan keilmuan yang sesuai.

Acuan tertinggi mutu sumber daya manusia adalah SEHAT WHO yaitu sumber daya manusia yang Sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Sehat WHO adalah konsep sehat yang menjadi cita-cita, tujuan atau acuan pembinaan mutu sumber daya manusia yaitu sehat sempurna, sehat ideal atau sehat/ sejahtera paripurna, yang merupakan hal yang hampir mustahil untuk dapat dicapai.

Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani.
Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga). Kegiatan itu merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani yang berarti juga sehat dinamis yaitu sehat yang disertai dengan kemampuan gerak yang memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari, artinya ia memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai.
Olahraga massaal adalah bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan oleh sejumlah besar orang secara bersamaan atau yang biasa disebut sebagai olahraga masyarakat yang hakekatnya adalah olahraga kesehatan, sebab dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut hanya satu tujuannya yaitu memelihara atau meningkatkan derajat sehat (dinamis)nya. Olahraga masyarakat atau olahraga kesehatan dengan demikian merupakan bentuk olahraga yang dapat mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan dalam berolahraga, oleh karena pada olahraga itu tidak ada tuntutan ketrampilan olahraga tertentu. Dengan demikian maka olahraga kesehatan (Or-Kes) atau olahraga masyarakat (Or-Masy) merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera sosial (sehat sosial = kebugaran sosial).

Demikianlah maka Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan mempunyai tujuan membina mutu sumber daya manusia seutuhnya yaitu manusia yang sehat/ bugar seutuhnya atau sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, rohani dan sosial sesuai rumusan sehat WHO.

Sehat dan Kesehatan.

Sehat adalah kebutuhan dasar bagi segala aktivitas kehidupan. Jadi sehat harus dipelihara dan bahkan ditingkatkan. Cara terpenting, termurah dan fisiologis adalah melalui Olahraga Kesehatan. Dalam hubungan dengan nikmatnya kebutuhan dasar ini maka seluruh Siswa/Peserta didik memerlukan Olahraga baik sebagai konsumsi yaitu mendapatkan manfaatnya langsung dari melakukan kegiatan Olahraga, maupun kegiatan Olahraga sebagai media bagi Pendidikannya.
Lembaga Pendidikan adalah Lembaga formal terpenting yang membina mutu sumber daya manusia. Pembinaan mutu sumber daya manusia selalu harus mengacu kepada konsep Sejahtera Paripurna yaitu konsep Sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengemukakan bahwa Sehat adalah : Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari Penyakit, Cacat ataupun Kelemahan. Dalam kaitan dengan hal ini maka Pendidikan Jasmani dan Olahraga khususnya di lingkungan Lembaga Pendidikan, harus diselaraskan untuk mencapai tujuan sehat termaksud di atas, yang merupakan sehat seutuhnya yaitu Sejahtera Paripurna ! Pendidikan Jasmani dan Olahraga membina mutu sumber daya manusia melalui pendekatan kepada aspek Jasmani. Namun demikian Olahraga mempunyai potensi besar untuk juga mengembangkan aspek rohani dan aspek sosial.
Pada dasarnya tujuan pembinaan-pemeliharaan Kesehatan adalah memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologisnya, yaitu secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupan pribadinya secara mandiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain; secara psikologis menjadi (lebih) mampu memposisikan diri dalam hubungannya dengan Tuhan semesta alam beserta seluruh ciptaanya berupa flora maaupun fauna (termasuk manusia); dan secara sosiologis menjadi (lebih) mampu bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya. Meningkatnya kemampuan mandiri dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologis ini berarti meningkatnya kemampuan dan kualitas hidup yang berarti juga meningkatnya kesejahteraan hidup, yang senantiasa harus mencapai ketiga aspek Sehatnya WHO Masa pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masa pembentukan pola perilaku dan masa terjadinya internalisasi nilai-nilai sosial dan kultural. Oleh karena itu wujud kegiatan Pembinaan-pemeliharaan Kesehatan bagi Peserta Didik harus ditujukan untuk mendapatkan ketiga aspek Sehatnya WHO tersebut di atas.

Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rohaniah dilakukan dengan upaya menunjukkan dan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan Tuhan semesta alam beserta seluruh ciptaanNya, serta dengan menanamkan rasa tanggung-jawab yang tinggi terhaddap pelestarian lingkungan sebaik-baiknya dan percaya diri yang tinggi namun rendah hati. Perlu juga ditanamkan kesadaran untuk mau melakukan upaya-upaya untuk menyegarkan suasana kehidupan, mencerdaskan kemampuan intelektual dan menghilangkan sebanyak mungkin stress, serta dengan meningkatkan volume dan kualitas pemahaman dalam peri kehidupan beragama beserta peningkatan kualitas pelaksanaan ibadahnya. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media Pendidikan mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui Olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita, betapa banyak hal yang di luar kemampuan akal manusia dan betapa perlu kita mencegah kerusakan dan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Kesejahteraan jasmaniah ditingkatkan dengan Olahraga Kesehatan, untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis). Olahraga Kesehatan umumnya bersifat massaal sehingga lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah), seperti yang terjadi pada pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga-lembaga Pendidikan. Berkelompok merupakan sarana dan rangsangan untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intektual dan sosial-ekonomi para Pelakunya. Oleh karena itu Olahraga Kesehatan hendaknya dijadikan materi pokok dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah maupun Pesantren. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan sebagai materi pokok Penjas-Or di Sekolah adalah rasa kebersamaan dan kesetaraan di antara sesama siswa oleh karena mereka semua merasa mampu melakukan Olahraga Kesehatan dengan baik. Sebaliknya, bila Olahraga kecabangan yang diterapkan di Sekolah, yang sering menjadi sesat ke arah Olahraga Prestasi, dapat menyebabkan sebagian siswa merasa terpinggirkan dari kegiatan olahraga karena merasa tidak mampu untuk berprestasi.

Perlu diketahui bahwa pada kelompok anak dengan usia kronologik yang sama terdapat perbedaan yang cukup luas dalam tingkat kematangan psikologiknya, demikian pula terdapat perbedaan yang cukup luas pada umur biologiknya (Watson,1992). Umur kronologik adalah bilangan yang menunjukkan berapa kali seorang anak telah berulang-tahun, sedangkan umur biologik adalah tingkat kemampuan biologik (jasmaniah) anak yang sesuai dengan kemampuan yang ditunjukkan oleh sesuatu tingkat umur kronologik terntetu. Pada anak-anak, rentangan kemampuan biologik mereka berkisar sekitar 6 (enam) tahun. Misalnya, anak umur 10 tahun, kemampuan biologiknya berkisar antara kemampuan biologik anak umur 7 (tujuh) tahun sampai dengan kemampuan biologik anak umur 13 tahun (Watson 1992).

Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan ialah timbulnya kebencian terhadap olahraga ! Kondisi demikian merupakan kondisi psikologis yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan dan penyebar-luasan olahraga di masyara-kat ! Dengan pengelolaan yang baik maka suasana lapangan dikala melakukan olahraga kesehatan, akan sangat meningkatkan gairah dan semangat hidup para Pelakunya ! Demikianlah maka potensi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Kesehatan) sangat perlu difahami oleh semua fihak yang berkepentingan dalam pembinaan Peserta didik. Oleh karena itu pula maka tanpa Pendidikan Jasmani dan Olahraga, maka sesungguhnya Pendidikan menjadi tidak lengkap!

Olahraga kesehatan yang disajikan haruslah yang bersifat massaal dan memenuhi ciri olahraga kesehatan misalnya : jalan cepat atau lari lambat (jogging), senam aerobik, pencak-silat, karate dan sejenisnya. Tiga yang terakhir lebih baik dari pada yang pertama oleh karena dapat menjangkau semua sendi dan otot serta dapat merangsang proses berpikir Pelakunya. Kalaupun olahraga yang akan disajikan adalah bentuk permainan, maka permainan itu harus dapat melibatkan seluruh siswa. Tidak boleh ada seorangpun siswa yang hanya menjadi penonton, kecuali yang sakit.


Mengapa perlu Olahraga.


Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak. Apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).

Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolah-raga : mengundang penyakit.
Tidak berolahraga : menelantarkan diri !

Kesibukan dalam kehidupan “Duniawi” sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non-infeksi di antaranya yang terpenting adalah penyakit kardio-vaskular (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia pertengahan, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan Olahraga. Olahraga (Kesehatan): Banyak gerak dan bebas stress, mencegah penyakit dan menyehatkan ! Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya dirinya sendiri ! Pemahaman dan perilaku ini sudah harus ditanamkan sejak usia dini, yaitu semenjak mereka masih di tingkat Pendidikan Dasar, baik di Sekolah Umum maupun di Pondok Pesantren! Cara penyajian Penjas-Or di Sekolah maupun di Pondok Pesantren harus dapat menjadikan siswa/santri menjadi butuh akan Penjas-Or khususnya demi kesehatannya serta dukungan bagi kemampuan belajarnya, sehingga siswa/santri akan selalu menyambut gembira setiap datang mata pelajaran Penjas-Or. Oleh karena sudah menjadi kebutuhan, maka mereka akan merasa dirugikan manakala mata pelajaran Penjas-Or ditiadakan seperti yang terjadi selama ini bila mereka akan menghadapi ujian akhir. Untuk ini diperlukan guru-guru Penjas-Or yang faham benar akan makna Penjas-Or di Sekolah maupun di Pondok Pesantren.

Konsep Olahraga Kesehatan adalah: Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massaal, mudah, murah, meriah dan fisiologis (bermanfaat dan aman) ! Massaal : Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial ! Jadi Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO ! Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitasnya. Menurut Cooper (1994), intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM (Denyut nadi maximal: 220-umur dalam tahun). Masalah intensitas yang adekuat ini harus menjadi perhatian bila Olahraga Kesehatan telah mencapai Sasaran–3 (lihat Sasaran Olahraga Kesehatan).

Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah : Siapa yang makan, dialah yang kenyang ! Siapa yang mengolah-raganya, dialah yang sehat ! Tidak diolah berarti siap dibungkus ! Klub Olahraga Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan. Dalam kaitan dengan ini maka setiap lembaga Pendidikan Umum maupun Pondok-pondok Pesantren harus juga berfungsi sebagai Lembaga Pelayanan Kesehatan lapangan, dalam rangka program pokok yaitu

Contoh Olahraga Kesehatan berbentuk senam yang dapat mencapai Sasaran-3 (Aerobiks) ialah Senam Pagi Indonesia seri D (SPI-D). Satu seri SPI-D memerlukan waktu 1’45”, sehingga untuk memenuhi kriteria waktu yang adekuat maka SPI-D harus dilakukan minimal 6x berturut-turut tanpa henti, yang akan mencapai waktu 10.5 menit. Menurut penelitian, bila SPI-D dilakukan dengan sungguh-sungguh maka intensitasnya dapat mencapai tingkat adekuat sesuai kriteria Cooper. SPI-D ini macam gerak dan tata-urutannya sudah berpola tetap sehingga lama-kelamaan Peserta dapat menjadi hafal akan macam gerakan dan tata-urutannya. Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap proses berpikir menjadi berkurang. Oleh karena itu senam aerobik pada umumnya yang tidak berpola tetap, adalah lebih baik dalam hal rangsangannya terhadap proses berpikir.

Ciri Olahraga Kesehatan.

Pesantai adalah orang yang tidak melakukan olahraga sehingga cenderung kekurangan gerak. Sebaliknya Pelaku olahraga berat melakukan olahraga lebih dari keperluannya untuk pemeliharaan kesehatan. Maka Pelaku Olahraga Kesehatan adalah orang yang tidak kekurangan gerak tetapi bukan pula Pelaku olahraga berat. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994). Dalam Olahraga Kesehatan, setiap Peserta harus berusaha mengikutinya sebaik mungkin gerak/ instruksi Pelatih, namun tentu harus sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Ciri Olahraga Kesehatan secara teknis-fisiologis adalah :
- gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh siswa/santri pada umumnya (bersifat massaal), sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar, gerak yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan hidup sehari-hari.
- intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan).
- terdiri dari satuan-satuan gerak yang dapat (secara sengaja) dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang kontinu (tanpa henti) – faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan.
- bebas stress (non kompetitif)
- diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).
- dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. DNM sesuai umur = 220 – umur dalam tahun. Sebaiknya tiap Peserta mengetahui cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.

Perlu pula dikemukakan bahwa sampai usia sekitar 14 tahun (usia pubertas) tidak perlu ada pemisahan siswa atas dasar jenis kelamin (Watson,1992), karena baru akan berdampak nyata di atas usia tersebut.

Sasaran Olahraga Kesehatan.

- Sasaran-1: Memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk memelihara dan meningkatkan fleksibitas dan kemampuan koordinasi.
- Sasaran-2 : Meningkatkan kemampuan otot untuk meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan prinsip Pliometrik!.
- Sasaran-3 : Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau me-ningkatkannya untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”.

Perlu ditekankan sekali lagi bahwa Olahraga Kesehatan adalah gerak olahraga dengan takaran sedang, bukan olahraga berat ! Jadi takarannya ibarat makan : berhentilah makan menjelang kenyang; jangan tidak makan oleh karena bila tidak makan dapat menjadi sakit, sebaliknya jangan pula kelebihan makan, karena kelebihan makan akan mengundang penyakit. Artinya berolahragalah secukupnya (adekuat), jangan tidak berolahraga karena kalau tidak berolahraga mudah menjadi sakit, sebaliknya kalau melakukan olahraga secara berlebihan dapat menyebabkan sakit !

Keterkaitan Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Untuk lebih memudahkan bahasannya perlu lebih dahulu dikutip kembali hal-hal yang tersebut di bawah ini :

* Sehat dan Kesehatan.
- Sehat merupakan dasar bagi segala kemampuan jasmani, rohani maupun sosial.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan : cara yang terpenting, termurah dan fisiologis adalah melalui Olahraga.
- Acuan Sehat adalah Sehat Paripurna dari Organisasi Kesehatan Dunia.
* Pendidikan Jasmani dan Olahraga :
- Pendidikan Jasmani adalah pendidikan dengan menggunakan media kegiatan Jasmani.
- Olahraga adalah pelatihan Jasmani
- Pendidikan Jasmani dan Olahraga adalah Pendidikan dan Pelatihan Jasmani, yang dalam lingkup persekolahan/pesantren berarti Pelatihan Jasmani, Rohani dan Sosial menuju kondisi yang lebih baik yaitu sejahtera paripurna (peningkatan mutu sumber daya manusia).

* Olahraga – Gerak :
- Gerak adalah ciri kehidupan.
- Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup.
- Meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup.
- Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk meningkatkan kemampuan gerak yang berarti meningkatkan kualitas hidup.
- Olahraga merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial menuju sejahtera paripurna.
- Hanya orang yang mau bergerak-berolahraga yang akan mendapatkan manfaat dari Olahraga.

* Olahraga Kesehatan :
- Intensitasnya sedang, setingkat di atas intensitas aktivitas fisik dalam menjalani kehidupan sehari-hari
- Meningkatkan derajat kesehatan dinamis – sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak kehidupan sehari-hari.
- Bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 30 menit tanpa henti), mudah, murah, meriah massaal, fisiologis (manfaat & aman).
- Massaal : - Ajang silaturahim  Sejahtera Rohani dan Sosial
- Ajang pencerahan stress  Sejahtera Rohani
- Ajang komunikasi sosial  Sejahtera Sosial

Ketiga hal diatas merupakan pendukung untuk menuju Sehatnya WHO yaitu Sejahtera Paripurna.
- Sehat dinamis adalah landasan bagi pelatihan Olahraga Prestasi.

* Kondisi Pendidikan Jasmani dan Olahraga saat ini.
- Waktu yang tersedia = 2 x 45 menit/minggu
- Sarana – prasarana sangat terbatas
- Kurikulum Penjas-Or lebih berorientasi kepada Olahraga Kecabangan :
1. Cenderung individual dan cenderung mengacu pencapaian prestasi
2. Olahraga prestasi mahal dalam hal :
o Sarana – prasarana
o Waktu, perlu masa pelatihan yang panjang
o Tenaga dan biaya.

Kesimpulan

Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan harus ditekankan pada olahraga kesehatan dan latihan jasmani untuk meningkatkan derajat sehat dinamis dan kemampuan motorik dan koordinasi yang lebih baik, agar para siswa selama masa belajar memiliki kualitas hidup yang lebih baik, serta dapat diharapkan menjadi atlet berprestasi dan sumber daya manusia yang bermutu di masa depan.

Saran

1. Reorientasi
Penjas-Or sebagai program kurikuler perlu ditinjau kembali kaitannya dengan :
- Relevansinya dengan kebutuhan siswa / santri
- Manfaat yang diharapkan
- Kondisi nyata persekolahan :
i. Jatah waktu / jam pelajaran per minggu
ii. Sarana – prasarana yang tersedia.

2. Reposisi
Penjas-Or perlu dikembalikan pada posisi dasar fungsinya yaitu :
- Penggunaan Olahraga/Kegiatan Jasmani sebagai media Pendidikan
- Penggunaan Olahraga sebagai alat pelatihan untuk memelihara dan meningkatkan derajat sehat dinamis menuju kondisi Sejahtera paripurna sesuai konsep Sehat WHO.

3. Revitalisasi dan Reaktualisasi
Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren dengan orientasi dan posisinya yang baru perlu digalakkan kembali (revitalisasi) dengan menekankan konsep Olahraga Kesehatan (reaktualisasi) sebagai pokok bahasan dan penyajiannya. Oleh karena durasi pelaksanaan Olahraga Kesehatan cukup 10-30 menit, maka jatah pertemuan 2 x 45 menit/minggu, dapat disajikan sebagai materi untuk 2 x pertemuan/minggu @ 30 menit, sehingga memenuhi persyaratan minimal Olahraga Kesehatan.

4. Kualitas Petugas
Keberhasilan misi di tingkat lapangan sangat ditentukan oleh kualitas Petugas serta pemahamannya mengenai makna Penjas-Or bagi Lembaga Pendidikan serta ketulusan dan kesungguhan dalam pengabdiannya.

5. Kebutuhan
Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh siswa/santri, sehingga mereka akan merasa dirugikan manakala mata pelajaran Penjas-Or ditiadakan.

6. Olahraga prestasi
Olahraga kecabangan yang bersifat prestatif perlu pula dikembangkan namun sebaiknya ditempatkan sebagai materi ekstra kurikuler, sebagai tempat penyaluran bakat dan minat siswa/santri.

Kepustakaan

1. Cooper, K.H. (1994) : Antioxidant Revolution, Thomas Nelson Publishers, Nashville-Atlanta-London-Vancouver.
2. Giriwijoyo,Y.S.S. (1992) : Ilmu Faal Olahraga, Buku perkuliahan Mahasiswa FPOK-IKIP Bandung.
3. Giriwijoyo,H.Y.S.S. dan H.Muchtamadji M.Ali (1997) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, IKIP Bandung.
4. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2000) : Olahraga Kesehatan, Bahan perkuliahan Mahasiswa FPOK-UPI.
5. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2001) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga, kontribusinya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, Ma’had Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat.
6. Watson,A.S. (1992): Children in Sports, dalam Textbook of Science and Medicine in Sport Edited by J.Bloomfield, P.A.Fricker and K.D.Fitch; Blackwell Scientific Publications.
Persatuan Bola Basket Seluruh IndonesiaPersatuan Bola Basket Seluruh Indonesia disingkat 'Perbasi' merupakan organisasi pengatur olahraga bola basket di Indonesia.

Sejarah Perbasi dimulai pada tahun 1951, di mana Tony Wen dan Wim Latumeten diminta oleh Maladi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyusun organisasi olahraga bola basket Indonesia. Atas prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi bola basket Indonesia dengan nama Persatuan Basketball Seluruh Indonesia disingkat Perbasi. Tony Wen menduduki jabatan ketua serta Wim Latumeten sebagai sekretaris. Tahun 1955 namanya diubah dan disesuaikan dengan perbendaharaan bahasa Indonesia, menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan tetap disingkat Perbasi.

Perbasi menganut sistem vertikal berjenjang, yang dimulai dari tingkat perkumpulan, pengurus cabang (pengcab) Perbasi, pengurus daerah (pengda) Perbasi, sampai kepada pengurus besar (PB) Perbasi. Dalam perjalanannya PB Perbasi telah beberapa kali berganti kepengurusan. Pengusaha muda Noviantika Nasution saat ini menjabat sebagai Ketua PB Perbasi setelah sebelumnya jabatan ketua dipegang oleh Gubernur DKI, Sutiyoso. Sedangkan Setia Dharma Madjid menjabat sebagai Sekjen.

BOLA BASKET

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.


Sejarah perkembangan


Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. "Basket ball" (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan,
tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola.
Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola,
tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan.
Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul,
atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun.
Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan,
pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian
pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan,
dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan,
maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman
tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan.
Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan
kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4,
serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut,
maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya
(berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan
masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga
keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut.
Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang,
maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali
ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya.
Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola,
maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan.
Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya.
Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut,
maka kepemilikan bola akan berpindah.
Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan,
maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain
dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu
apabila terjadi pelanggaran berturut-turut.
Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang
melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan
apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola,
serta menghitung waktu.
Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan
menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.


Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.

Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk kedua kalinya.


Perkembangan

Permainan basket sudah sangat berkembang dan digemari sejak pertama kali diperkenalkan oleh James Naismith. Salah satu perkembangannya adalah diciptakannya gerakan slam dunk atau menombok, yaitu gerakan untuk memasukkan dan melesakan bola basket langsung ke dalam keranjang yang bisa dilakukan dengan gerakan akrobatik yang berkekuatan luar biasa.

SEKOLAH TINGGI OLAHRAGA

VISI :

SEKOLAH TINGGI OLAHRAGA METRO DALAM RANGKA MENYONGSONG
MASA DEPAN YANG LEBIH KOMPLEKS MEMPERSIAPKAN
PENGEMBANGAN LEMBAGA YANG BERTUMPU
PADA TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI DAN
SECARA AKTIF AKAN MENGEMBANGKAN KULITAS
SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG PENDIDIKAN.



MISI :

1.Mengembangkan sumber daya manusia atas dasar budaya bangsa untuk
mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan pembangunan melalui
pendidikan,pengajaran,penalitian
serta pengabdian kepada masyarakat.
2.Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain
dan instansi yang terkait dalam upaya meningkatkan mutu civitas akademika.
3.Melaksanakan perluasan mandat untuk mengembangkan program kependidikan.


"PROGRAM STUDI"_:

1.S1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
Izin penyelenggaraan NO.1470/D/2006
Status :Terakreditasi No.022/BAN-PT/ Ak-VIII/S1/v1/2004


2.S1 PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN DAN REKREASI
Izin penyelenggaraan No.1471/D/2006
Status :Terakresitasi No.024/BAN-PT/ Ak-VIII/S1/V1/2004